This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

MY WIDGET

Rabu, 07 Juni 2017

Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

       Psikologi pendidikan merupakan gabungan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori yang ada dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan.

       Tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

       Psikologi sekolah adalah salah satu bidang dari beberapa bidang psikologi pendidikan. Tujuan adanya psikologi sekolah adalah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.

       Karena akan bekerja dengan pendidikan, seorang yang mempelajari materi ini perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Proses perkembangan siswa
proses ini tentu saja harus disadari oleh individu yang bekerja dalam pendidikan. Perkembangan siswa – terlebih dalam ranah cipta – dengan segala variasi dan keunikannya merupakan modal siswa untuk belajar, apapun halnya.
2. Cara belajar siswa
dalam hal ini berkaitan pula dengan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar.
3. Cara menghubungkan belajar dan mengajar
4. Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.

       Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan adalah :
1. Metode eksperimen
Dalam psikologi pendidikan, metode ini digunakan untuk menguji keabsahan dan kecermatan kesimpulan yang ditarik dari penelitian dengan menggunakan metode yang lain.
2. Metode kuisioner
3. Metode studi kasus
Digunakan untuk memperoleh gambaran rinci tentang aspek-aspek psikologi siswa atau sekelompok siswa. Studi ini biasanya diikuti oleh studi lain yang berskala lebih besar untuk mencapai generalisasi hasil tes. Kesimpulan hasil studi kasus dihasilkan dari penelitian terhadap sejumlah kecil subjek yang tentu saja akan sulit untuk dijadikan sampel dari sebuah populasi yang besar.
4. Metode penyelidikan klinis
Hanya digunakan oleh ahli psikologi klinis atau psikiater pada mulanya. Namun, seiring dengan perkembangan jaman, dimulai oleh Jean Piaget, metode ini digunakan dalam ranah pendidikan. Sasaran utama penggunaan metode ini adalah untuk memastikan sebab-sebab kemunculan ketidaknormalan perilaku siswa.

       Untuk dapat melihat luasnya cakupan kerja dari psikolog pendidikan, ruang lingkupnya, yaitu:
·Melakukan assesment dan intervensi individual murid sekolah
·Konsultasi mengenai keberfungsian sistem sekolah
·Melakukan assesment pada anak-anak pra-sekolah di   rumahnya, dan di sekolah (play group), untuk memberikan rekomendasi alur sekolahnya
·Rekruitmen dan seleksi staf sekolah
·Melakukan penelitian dan evaluasi di sekolah, misalnya anak-anak yang mengalami autis.

Tes Standar dan Pengajaran

Tes Standar dan Pengajaran

       Tes standar adalah tes yang dibakukan yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan satu murid dengan murid yang lainnya bersadarkan level, taraf dan usia yang sama sehingga menjadi setara untuk diuji.

       Tujuan Tes Standar
~ Memberikan informasi tentang kemajuan murid
~Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
~Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
~Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
~Membantu administrator mengevaluasi program
~Memberikan akuntabilitas

       Tes berbasis standar : tes yang menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau kelulusannya.
      Tes beresiko tinggi : tes yang menggunakan cara yang sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi muris, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.
     
       Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
~ Norma
~Validitas
~Reliabilitas
~Keadilan

       Tes Kecakapan  : tipe tes yang didesain dengan guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
       Tes Prestasi : tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai oleh murid.

       Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
~Survey batteries
~Tes untuk subjek spesifik
~Tes diagnostik

       Ujian Negara Beresiko Tinggi (High-Stakes)
Beberapa keuntungan penggunaan tes ini adalah :
~Meningkatkan kinerja murid
~Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
~Ekpektasi tinggi untuk semua murid
~Identifikasi sekolah, guru dan administrator yang berkinerja payah
~Meningkatkan rasa percaya diri di sekolah setelah nilai ujian naik

       Kritik Terhadap Ujian Negara
~Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan daripada keahlian berfikir dan pemecahan masalah
~Mengajar demi ujian
~Diskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendah dan minoritas

       Tes Distrik dan  Nasional
Selain ujian negara, sebuah distrik (kabupaten) mungkin mewajibkan tes standar. Murid mungkin juga harus mengikuti ujian nasional.

       Terdapat temuan dari NAEP (2000) menunjukkan tren berikut ini yaitu :
~Membaca. Tidak ada peningkatan dari 1992 sampai 2000 untuk anak grade empat dan tidak ada perkembangan untuk anak grade delapan sampai dua belas dari 1992 sampai 1998.
~Matematika. Dari 1990 sampai 2000 terdapat kenaikan nilai untuk anak grade empat dan grade delapan, tetapi mengalami penurunan tahun 2000 untuk anak grade dua belas.
~Sains. Tidak ada perubahan untuk grade empat dari 1996 sampai 2000, dan  untuk grade dua belas mengalami penurunan.

       Peran Guru
~Mempersiapkan murid mengikuti tes standar
~Memahami dan  menginterpretasikan hasil tes
~Menjalankan tes standar
~Memahami statistik deskritif
~Menggunakan tes standar dan  merencanakan peningkatan instruksi



Mengelola Kelas

Mengelola Kelas

       Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontol tindak tanduk murid di dalam kelas. Pandangan baru  lebih memfokuskan kepada kebutuhan murid yang berhubungan untuk pengembangan hubungan dan kemampuan untuk menata diri menjadi lebih baik.

      Kelas, Padat, Kompleks dan Berpotensi           Kacau

Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :
-Kelas adalah multidimensional
-Aktivitas terjadi secara simultan
-Hal-hal terjadi secara cepat
-Kejadian sering kali tidak dapat diprediksi
-Hanya ada sedikit privasi
-Kelas punya sejarah

       Tujuan dan Strategi Manajemen

Manajemen kelas yang efektif punya dua tujuan : membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.

       Prinsip Penataan Kelas

-Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang
-Pastikan bahwa semua murid dapat terlihat dengan mudah
-Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
-Pastikan murid dengan mudah melihat presentasi kelas

       Gaya Penataan

-Gaya auditorium
Gaya susunan kelas dimana murid yang duduk semuanya menghadap ke guru
-Gaya tatap muka
Gaya susunan kelas dimana murid saling menghadap
-Gaya off-set
Gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya tiga/empat anak), duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain
-Gaya seminar
Gaya susunan kelas dimana sejumlah besar anak (sekitar sepuluh atau lebih), duduk di susunan berbentuk lingkaran, persegi atau bentuk U
-Gaya klaster
Gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak), bekerja didalam kelompok kecil

       Strategi Mengatasi Permasalahan

-Menggunakan gaya otoritatif
Strategi ini akan mendorong murid untuk menjadi lebih aktif dan guru sebagai fasilitator sehingga murid menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen. Guru akan mengajarkan prinsip give and take karena terdapat aturan dan regulasi yang harus dipatuhi secara bersama.
-Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran
-Memaparkan hal yang memang dibutuhkan oleh murid dan juga menyelinginya dengan permainan agar anak tidak bosan ketika didalam kelas.
-Tidak melakukan flip-flopping, yaitu meninggalkan aktivitas yang sedang berlangsung dengan alasan yang tidak jelas, ini akan mengganggu jalannya pembelajaran karena akan memecah konsentrasi murid dan mungkin dapat mengakibatkan kekecewaan pada anak karena hal yang sudah ia serius kerjakan.
-Menjalin hubungan yang positif dengan murid
-Tidak melakukan pembiaran terhadap murid, karena bagaimanapun guru adalah orangtua mereka di sekolah. Mereka juga membutuhkan diberikan atensi dan kasih sayang dari guru agar merasa bahwa mereka tertarik untuk dekat dan mengerjakan tugas dengan baik.
-Cara guru membimbing muridnya juga dibutuhkan untuk menunjang prestasi yang akan dicapai oleh anak, perlu diingat mereka juga membutuhkan pembinaan sosioemosional.
-Memberikan isyarat,apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
-Mengadakan humor,jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.

       Dalam pengelolaan kelas terdapat dua komponen yang sangat penting yaitu guru dan siswa.

Adapun tujuan secara umum dari pengelolaan kelas:
-Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
-Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
-Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.

Bimbingan Konseling

Bimbingan Konseling

       Situasi global kompetitif – peluang kehidupan yang lebih baik – dipersiapkan SDM – pendidikan yang bermutu.

       Ciri pendidikan bermutu :
~Transformasi IPTEK
~Profesionalisme dan sistem manajemen tenaga kependidikan
~Pengembangan kemampuan peserta didik (aspek akademis, pribadi, sosial)

A. Bimbingan Konseling Sekolah
       Terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan.

Bimbingan : Pemberian  layanan bantuan kepada peserta didik dalam  mencapai perkembangan yang optimal.
Konseling : Membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah.

       ~ Bimbingan menurut masalah
1. Bimbingan Akademik
2. Bimbingan Sosial Pribadi
3. Bimbingan Karir

       1). Bimbingan Akademik
Pemecahan masalah akademik dalam :
~Pengenalan  kurikulum
~Pemilihan jurusan\
~Cara belajar
~Penyelesaian  tugas dan  latihan
~Pencarian dan penggunaan sumber   belajar

       2). Bimbingan Sosial Pribadi
Pemecahan masalah sosial pribadi dalam :
~Hubungan sesama teman, guru, staf
~Pemahaman sifat
~Penyesuaian dengan lingkugan masyarakat dan pendidikan
~Penyelesaian konflik

       3). Bimbingan Karir
~Pengembangan dan pemecahan masalah karir dalam :
~Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja
~Pemahaman kondisi dan kemampuan diri
~Pemahaman kondisi lingkungan
~Perencanaan dan pengembangan karir
~Penyesuaian pekerjaan
~Pemecahan masalah karir yang dihadapi

B. Tujuan Bimbingan
~Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan yang akan datang
~Mengembangkan potensi dan kegiatan yang dimiliki dengan maksimal
~Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan
~Mengatasi hambatan dan kesullitan yang dihadapi dalam studi

C. Fungsi Bimbingan
~Preventif
~Pengembangan
~Perbaikan (penyembuhan)
~Penyaluran
~Adaptasi
~Penyesuaian

Konsultasi dapat dilakukan dengan :
~Pengurus administrasi sekolah
~Staf pengajar
~Orangtua siswa secara individual/bentuk pertemuan

D. Jenis Layanan Bimbingan
~Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungan
~Penyajian informasi
~Konseling adalah layanan terpenting dalam program bimbingan
~Penempatan dan tindak lanjut

E. Asas Bimbingan dan Konseling
~Rahasia
~Sukarela
~Terbuka
~Kegiatan
~Mandiri
~Kini
~Dinamis
~Terpadu
~Harmonis
~Ahli (kaidah dalam professional)
~Ahli tangani kasus
~Tut Wuri Handayani (mengayomi)

F. Pendekatan Bimbingan
~Pendekatan krisis (psikoanalisa)
~Pendekatan remedial (behavioristik)
~Pendekatan preventif (pencegahan dan antisipasi)
~Pendekatan perkembangan

G. Kualitas Pribadi Konselor
~Pemahaman diri
~Kompeten
~Kesehatan psikologis
~Dapat dipercaya
~Jujur
~Kekuatan (agar klien merasa aman)
~Bersikap hangat
~Sabar
~Kepekaan
~Kesadaran holistik
~Active responsiveness (dinamis)

Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAUD)

Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAUD)

       Usia yang termasuk PAUD adalah dari lahir sampai 6 tahun. PAUD di Indonesia merupakan sebagai pendatang baru.

       Sebagai penjelasan informasi, yaitu : ~Direktorat PAUD ada sejak tahun 2001 ~Dilegalkan lebih jelas pada tahun 2004

       PAUD menjadi penting dikarenakan usia tersebut merupakan golden age dan hal ini merupakan hal yang fundamental yang perlu dibentuk. Disaat inilah anak mengalami perkembangan kognitif dan bahasa.

       Perlu diketahui dan diingat bahwa :   ~Setiap anak adalah pintar
  Memiliki kemampuan yang beragam
~Multiple intelegence
  Adanya pengaruh otak kiri dan otak kanan

       Tujuan umum PAUD adalah mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan. Meliputi fisik, intelektual, emosional, moral dan agama.

       Tujuan Khusus yaitu :
~Gerakan dan keterampilan tubuh
~Memberi alasan dan mampu berfikir kritis
~Memahami keadaan manusia secara internal, refleksi diri (spiritual, moral dan agama)
~Flora, fauna, lingkungan alam
~Peranan masyarakat, sosial dan budaya
~Bahasa dan komunikasi secara efektif ~Mengenal pola bunyi, irama, seni, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

  Anak luar biasa adalah anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiannya.
       Sedangkan, tuna ganda adalah anak yang memiliki kekurangan yang terdiri dari 2 atau lebih sekaligus. Disability ini diatur didalam UU RI No. 2 Tahun 2003 yang mengenai pendidikan luar biasa.
       Terdapat perbedaan dari masing-masing kekurangan penderita yang dapat meliputi ciri mental, kemampuan senosrik, fisik maupun neuromuskular.

Terdapat 4 istilah yaitu :
1.Disability (kecatatan), misalnya tidak memiliki tangan, kaki, dll.
2.Impairment (kerusakan), misalnya masalah telinga, penderita cerebral palsy, dll.
3.Handicap (ketidakmampuan), misalnya pada mata tidak mampu melihat, tidak mampu mendengar, berbicara dll.
4.At risk (beresiko gagal), misalnya anak-anak yang terancam putus sekolah, anak yang tinggal didaerah radiasi seperti dekat rel kereta api dll.

       Mereka yang memiliki kekurangan atau termasuk ABK tidak boleh diberikan pelabelan, karena bisa terjadi dua hal yaitu dampak negative dan positif. Namun, pada banyak kasus mereka yang diberikan label akan merasa minder dan berbeda dengan orang lain.
       Ada juga suatu istilah yaitu Least Retrictive Environment (prinsip normalisasi) yang artinya mengupayakan kondisi yang paling tidak terbatas.

Bentuk-bentuk pendidikan khusus yaitu :
-SLB (Sekolah Luar Biasa)
Sekolah ini dikhususkan bagi anak yang termasuk berkebutuhan khusus saja atau sejenis.
-Sekolah Inklusi
Sekolah ini merupakan percampuran, adanya keragaman antara anak normal dengan ABK yang digabung dalam satu kelas.

Istilah bagi penyebutan ABK sesuai jenis yaitu :
-Tuna Laras (Emosional, nakal, Usil dll). Yang berhubungan dengan perilaku.
-Tuna Grahita (Retardasi mental)
-Tuna Daksa (Cacat). Berhubungan dengan anggota tubuh.

Penggolongan berdasarkan jenisnya yaitu :
-SLB A : Tuna Netra
-SLB B : Tuna Rungu
-SLB C : Tuna Grahita (IQ 50-75)
        C1: Tuna Grahita (IQ 25-50)
-SLB D : Tuna Daksa (IQ Normal)
        D1 : Tuna Daksa (IQ Tidak Normal)
-SLB E : Tuna Laras
-SLB G : Tuna Ganda

Terdapat beberapa lembaga/penyelenggaraan pendidikan khusus yaitu :
-IEP (Individual Education Program) / per individu
-LRE (Least Retrictive Environment)/ normalisasi
-Learning and Collaboration Among Professionals/ para profesi professional bergabung untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi ABK.

Rabu, 12 April 2017

Hasil Observasi di SMAN 2 Medan

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Disusun Oleh :

1.Shinta Dwi U. 161301158
2.Christina Okt. 161301171
3.Meyfriza Syahfira Nst.161301189
4.Johari Purba 161301219
5.Nurchairiah Lbs. 161301220
6.Marsha Regita 161301232
7.Jaya Ananta 161301234


Mengukur Kemampuan Untuk Mengatasi Stress Pada Siswa/I SMA Negeri 2 Medan Pada Masa Pra-Ujian

BAB I
PENDAHULUAN

Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak setelah keluarga. Anak (peserta didik) mendapatkan pengajaran tentang ilmu dari guru (pendidik). Dengan harapan, peserta didik dapat menjadi seorang yang mandiri untuk memenuhi kebutuhannya di masa yang akan datang. Apabila kita melihat siswa-siswi di SMA Negeri 2 Medan nampaknya mereka riang gembira dan jauh dari masalah-masalah, tetapi beberapa penelitian menemukan bahwa siswa-siswi ditingkat SMA mempunyai tingkat stres yang membuatnya merasa takut dan menimbulkan perasaan yang tertekan bagi siswa. Madrasah Ibtidaiyah merupakan sebuah lembaga yang sangat fundamental dalam pengaruhnya bagi perkembangan peserta didik. Maka dari itu SMA Negeri 2 Medan sebaiknya didesain sebaik mungkin supaya peserta didik merasa nyaman dan senang ketika berada di sekolah

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Stress
Stress merupakan realitas kehidupan manusia setiap hari. Manusia tidak dapat menghindarinya sebagai bagian dari pengalaman hidup, stres merupakan hal yang rumit, kompleks. Oleh karena itu stres dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Stres adalah setiap perubahan yang memerlukan penyesuaian. Biasanya jika berfikir tentang kejadian yang menimbulkan stres dianggap sebagai kejadian yang negatif, seperti kehilangan barang, sakit atau yang lainnya.
Pada khasanah psikologi khususnya dalam kajian tentang stress, istilah stres sekolah merupakan istilah yang relatif baru. Konsepschool stress yang belakangan ini mulai diminati oleh sejumlah peneliti psikologi dan pendidikan untuk memahami kondisi stress yang dialami oleh siswa di sekolah, sebenarnya bukanlah konsep yang orisinil dan sama sekali baru, tetapi lebih merupakan stres yang dialami individu akibat tuntutan organisasi atau tuntutan pekerjaannya.

Desmita mendefinisikan stres sekolah sebagai ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologis dan prestasi akademis. Dengan demikian yang dimaksud dengan stres sekolah adalah kondisi stres atau perasaan tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi prestasi belajar mereka.

B.     Sumber Stress
Stress yang dialami oleh siswa bersumber dari berbagai tuntutan sekolah. Ada empat tuntutan sekolah yang menjadi sumber stres bagi siswa, yaitu physical demands, task demands, role demands, dan interpersonal demands. Untuk lebih jelasnya tentang keempat dimensi tuntutan sekolah yang menjadi sumber stres siswa tersebut, berikut akan diuraikan.

1.      Physical Demands (Tuntutan Fisik)
Maksudnya adalah stres siswa yang bersumber dari lingkungan fisik sekolah. Dimensi-dimensi dari lingkungan ini meliputi : keadaan iklim ruangan kelas, temperatur yang tinggi, pencahayaan dan penerangan, sarana-prasarana penunjang pendidikan, daftar pelajaran, kebersihan dan kesehatan sekolah, keamanan sekolah, dan sebagainya.

2.      Task Demands (Tuntutan Tugas)
Task demands atau tuntutan tugas dalam konsep stres sekolah ini dapat diartikan sebagai tugas-tugas pelajaran yang harus dikerjakan atau dihadapi oleh peserta didik yang menimbulkan perasaan tertekan atau stres. Aspek-aspek ini meliputi: tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah dan di rumah, mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

3.      Role Demands (Tuntutan Peran)
Sekumpulan kewajiban yang diharapkan dipenuhi oleh masing-masing individu sesuai dengan posisinya inilah yang disebut dengan peran. Peran inilah yang mempertemukan seseorang dengan lingkungan sosialnya. Peran secara khusus berkaitan dengan sekumpulan harapan yang dimiliki oleh seseorang dan orang lain yang membentuk lingkungan sosial. Harapan ini tidak hanya berupa tingkah laku atau tindakan, melainkan juga meliputi harapan tentang motivasi, perasaan, nilai-nilai, dan sikap. Semua harapan peran ini dapat menjadi salah satu sumber stres bagi siswa, terutama ketika ia merasa tidak mampu memenuhi harapan-harapan peran tersebut.

4.      Interpersonal Demands (Tuntutan Interpersonal)
Di lingkungan sekolah, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat mencapai prestasi akademik yang tinggi, melainkan juga harus mampu melakukan interaksi sosial atau menjalin hubungan baik dengan orang lain. Meskipun data penelitian dan pengalaman telah menunjukan bahwa interaksi sosial di sekolah merupakan salah satu faktor penting yang turut memengaruhi perkembangan kepribadian siswa, namun di sisi lain interaksi sosial di sekolah ini juga dapat menjadi sumber stres bagi mereka. Banyak dari dimensi interaksi sosial di sekolah ini yang dapat menimbulkan ketegangan dalam diri siswa, seperti ketidakmampuan menjalin hubungan interpersonal yang positif dengan guru dan teman sebaya, menghadapi persaingan dengan teman, kurangnya perhatian dan dukungan dari guru, perlakuan guru yang tidak adil, dijauhi dan dikucilkan teman, dan sebagainya.

Rice dalam Desmita, membedakan dua tipologi sumber stres sekolah, yaitu personal and social stressor, danacademssoic stres. Personal and Social Stressor, adalah stres siswa yang bersumber dari diri pribadi dan lingkungan sosial. Meliputi isu-isu : transisi, lingkungan tempat tinggal, saudara dan teman lama.
Academis Stressor, adalah stres siswa yang bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, yang meliputi : tekanan untuk naik kelas, lama belajar, menyontek, banyak tugas, mendapat nilai ulangan, dan lain-lain.

Stres pada anak sering kali bisa terlihat melalui tubuhnya. Misalnya munculnya  HYPERLINK "http://kumpulan.info/cantik/tips-kecantikan/72-tips-mencegah-jerawat.html" \o "jerawat" jerawat, problem pencernaan, insomnia, kelelahan, sakit kepala, dan masalah sewaktu buang air, maupun reaksi psikosomatik lainnya mungkin merupakan tanda-tanda bahwa ada tekanan pada diri anak.
Beberapa stres yang dialami seorang siswa antara lain:
a.       Tekanan Orang Tua
Orang tua ingin yang terbaik dengan masa depan anaknya. Untuk mencapai nilai terbaik, maka orang tua membebani anak-anaknya dengan berbagai kursus pelajaran yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan anak, istirahatnya, dan perkembangannya.
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa membantu si anak merasa relaks justru akan menyegarkan pikiran dan membantunya belajar dengan lebih baik. Sebaliknya para orang tua terus membebani anak-anak mereka untuk mendapatkan prestasi terbaik dan lulus ujian dengan memuaskan.

b.      Tekanan Guru
Sama seperti orang tua, banyak guru ingin siswanya mendapat nilai terbaik. Guru selalu mendorong muridnya untuk unggul dalam pelajaran, terutama jika muridnya berprestasi.
Mengapa guru juga ikut menekan murid-muridnya mendapat nilai terbaik? Karena reputasi guru dan sekolah dipertaruhkan saat ujian sekolah, khususnya Ujian Nasional.
c.       Tekanan dari Sesama Siswa
Semangat kompetisi akan semakin memanas menjelang ujian sekolah. Setiap siswa berlomba-lomba untuk menunjukkan prestasi terbaik. Bahkan segala cara dilakukan untuk meraih nilai tertinggi termasuk menyontek maupun mencari bocoran soal.
d.      Tekanan dari Diri Sendiri
Siswa berprestasi cenderung menjadi perfeksionis. Sehingga jika suatu kemunduran atau kegagalan terjadi, entah itu nyata atau masih belum terjadi, dapat membuat stres dan depresi.

Alat atau Bahan
Kuesioner sebagai alat ukur tes
Kamera untuk dokumentasi
Reward berupa pulpen


Analisis Data
Metode yang kami gunakan dalam menyelesaikan proyek pendidikan terhadap stress pada siswa/i pada masa pra-ujian adalah sebagai berikut :

1.Metode Survey
Kami menggunakan kuisioner dengan membagikan kepada 60 subjek sampel kami.Kuisiner terbagi menjadi 3 bagian.Bagian pertama mengenai tingkat stress,bagian kedua mengenai relaksasi dalam menghadapi ujian,bagian ketiga mengenai berpikir positif dalam menghadapi ujian.

2.Metode Wawancara
Kami juga sempat melakukan wawancara kepada beberapa siswa/I di SMA Negeri 2 Medan.Pertanyaan yang kami lontarkan seputar menghadapi ujian,

Objek atau Subjek
Data diambil di sekolah SMA Negeri 2 Medan dengan subjek penelitian adalah murid SMA Negeri 2 Medan.Sampel yang digunakan berjumlah 60 orang.30 orang yang diambil dari kelas XI IPA 8 dan 30 orang dari kelas XI IPS 2

Kalkulasi Biaya
Biaya fotokopi kuesioner : Rp 12.000,-
Biaya reward : Rp 60.000,-

BAB III
PELAKSANAAN

Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan
Penelitian dilakukan pada tanggal 30 Maret 2017 ke sekolah SMA Negeri 2 Medan. Kelompok berangkat dari rumah masing-masing jam 5.30 pagi dan sampai di sekolah SMA Negeri 2 Medan jam 7. Larena sekolah memulai kegiatan belajar mengajar tepat pada jam 7 pagi.Sebelum memasuki gerbang sekolah kelompok memeriksa terlebih dahulu barang-barang yang telah dipersiapkan untuk melakukan penelitian, berupa kuesioner, reward dan kamera. Setelah semuanya lengkap, kelompok memasuki gerbang sekolah dan meminta izin kepada petugas piket untuk bertemu dengan ibu Nurhalizah M.pd selaku petugas kurikulum. Sesampainya di ruang kurikulum, kelompok diminta menunggu sebentar karena petugas kurikulum mencarikan kelas yang dapat di observasi.

Setelah mendapatkan kelas yang dapat diobservasi.Kami pun masuk keruang kelas yang ditentukan yaitu ruang kelas XI IPA 8 dan XI IPS 2.Kami pun membagi kelompok menjadi 2 bagian.Kami pun langsung memperkenalkan diri kepada siswa/I dikelas.Kami pun membagikan kuisioner serta memberikan reward berupa pulpen untuk mengisi kuisioner.Kami mengambil waktu 90 menit untuk observasi kelas.Pada saat jam istirahat.Kami mewawancarai beberapa siswa/I mengenai menghadapi ujian dan bagaimana persiapan dalam menghadapi ujian.

Setelah selesai, kelompok pun bertemu kembali dengan ibu Nurhalizah M.Pd karena telah memberikan izin untuk kami mengobservasi siswa/I di SMA Negeri 2 Medan. Kelompok pun berjabat tangan dan mengucapkan terima kasih serta berfoto dengan beliau. Terakhir, kelompok pun mengabadikan beberapa foto didalam dan disekitar sekolah SMAN 2 Medan.

Dokumentasi



Laporan dan Evaluasi

Bagian 1 :Mengelolah Sumber Stress

Pertanyaan
SS
S
TS
STS
Pada pagi hari,saya terbiasa merencanakan kegiatan yang akan saya lakukan seharian,terutama belajar
Saya merubah suasana disekitar saya agar mood belajar menjadi lebih positif
Gadget adalah alat yang bagus untuk mencari bahan/materi pelajaran
Saya tidak malu ataupun segan untuk meminta bantuan dari orang lain tentang pelajaran yang tidak saya mengerti
Saya menjaga meja belajar saya agar bersih dari barang-barang yang tidak berguna dalam belajar
Saya memiliki daftar kegiatan belajar yang harus saya lakukan
Saya punya acara tersendiri untuk membuat belajar say menjadi prioritas kegiataan
Saya jarang mengalami masalh atau gangguan ketika sedang belajar
Saya meletakkan bahan pelajaran pada tempat yang mudah ditemukan ketika dibutuhkan
Saya membuat catatan kecil agar ingat apa yang harus dipelajari
Bagian 2 :Relaksasi

Pertanyaan
SS
S
TS
STS
Saya bisa menyalurkan emosi positif dengan baik
Membayangkan hal-hal yang menyenangkan dapat memperbaiki mood untuk belajar
Saya suka meregangkan atau melemaskan tubuh agar lebih rileks dalam belajar
Cara saya duduk dan berdiri membuat saya lebih nyaman dalam belajat
Saya tahu cara saya mengatur nafas agar saya bisa lebih tenang
Saya sering dipijat/memijat diri sendiri sebelum belajar agar badan lebih rileks
Saya berolahraga dengan rutin

Bagian 3 :Berpikir Positif

Pertanyaan
SS
S
TS
STS
Saya dapat membuat diri saya lebih semangat untuk belajar
Saya terkadang menggunakan humor untuk mengurangi perasaan tegang saat akan ujian
Saya berusaha untuk memperbaiki cara piker yang dapat menghambat meningat pelajaran

Testimonial
Shinta Dwi Uljanah (16-158)
Menurut Saya kegiatan observasi ini adalah hal yang menakjubkan. Karena kegiatan ini kali pertama saya lakukan. Super excited, deg-degan. Selalu menjadi pertanyaan, gimana ya entar tanggapan adik-adiknya. Ternyata tidak seburuk yang saya fikirkan. Selain menambah pengalaman. Banyak ilmu baru yang saya dapatkan. Dari keberanian untuk berbicara di depan adik-adik, strategi menarik perhatian adik-adiknya, dan banyak lagi. Disini saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih untuk pihak sekolah yang mengizinkan kami melakukan observasi, untuk adik adik yang kami ganggu waktu ngerjain tugasnya hehe, terima kasih untuk teman marsha yang mau pinjami almamaternya, dan tentu saja terima kasih untuk teman sekelompok yang karena kalian dapat terlaksana juga observasi ini. Terima kasih banyak semuanya.

Christina Oktaviani(16-171)
Menurut saya, tugas observasi ini adalah tugas yang menyenangkan, karena saya mendapatkan banyak hal baru. Dari kegiatan tersebut saya belajar bagaimana cara kita bersikap kepada setiap individu yang berbeda, dari situ saya belajar bekerja sama dalam kelompok. Saya juga mengucapkan banyak Terimakasih kepada teman-teman sekelompok yang sudah membantu dan dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sekian yang dapat saya sampaikan.. Terimakasihh

Meyfriza Syahfira Nst. (16-189)
Menurut saya, observasi yang kami lakukan pada tanggal 30 Maret 2017 lalu adalah hal yang menyenangkan. Kami melakukan observasi di sekolah SMAN 2 Medan. Jujur saja, saya sangat excited ketika dosen memberitahu bahwa kami akan melakukan observasi ke sekolah. Sekolah tersebut sangat membuka tangan dan jalan bagi pemenuhan tugas kuliah kami ini, mereka dengan baik hati memberikan kami waktu luang agar dapat memperhatikan cara belajar mereka dan mengizinkan kami berkomunikasi dengan anak SMA yang ada baik IPA maupun IPS. Anak-anak disana juga memberikan sambutan baik atas kehadiran kami disana termasuk juga dengan guru-guru yang juga mengerti akan keperluan pengambilan data yang kami lakukan. Terutama, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman satu kelompok yang sudah dapat bekerjasama dengan baik demi pemenuhan tugas tersebut. Sekian yang dapat saya sampaikan. Terimakasih.

Johari Purba (16-219)
Terimakasih kepada Tuhan ymedimana atas rahmat nya kita masih diberikan kesehatan sehingga bisa melakukan kegiatan kita sehari-hari. saya juga sangat berterima kasih pada dosen pembimbing psikologi pendidikan yg telah membimbing kami. selama perkuliahan psikologi pendidikan. selama belajar psikologi pendidikan saya jadi bisa menemukan jati diri saya, mengetahui saya bagian dari teori mana dan mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan saya.

Nur Chairiah Lubis (16-220)
Menurut saya observasi tugas kelompok yang kami lakukan ini merupakan pengalaman baru bagi kami dan ini hal yg menyenangkan juga bisa mengobservasi langsung bagaimana kegiatan belajar mengajar dalam kelas dan mengaitkan nya dalam bahasan Psikologi Pendidikan. Suatu pengalaman baru yang berharga. Dalam observasi ini sendiri ada sedikit kendala dalam menentukan kelas mana yg akan diobservasi tapi secara keseluruhan observasi kami berjalan lancar didukung dengan pihak sekolah yang mempermudah proses nya.

Marsha Regita W.E.P (16-232)
Tugas observasi seperti ini sangat mennyenangkan.Karena kita dilatih untuk berbicara lalu menghadapi orang banyak.Saya sangat bersemangat pada saat mendapat tugas observasi walaupun mendapat banyak kendala seperti izin dari sekolah.Terima kasih kepada pihak yang terkait yang telah membantu melancarkan proses observasi.


Kesimpulan

Jadi dari hasil penghitungan dari kuisioner serta wawancara terhadap siswa/i SMA Negeri 2 Medan antara lain :
· Tingkat stress pada kelas IPA 3,87 dari 4,00 itu berarti siswa/i SMA Negeri 2 Medan mempunyai tingkat stress yang kecil.Pada kelas IPA siswa/i lebih siap menghadapi ujian.Sedangkan pada kelas IPS 3,69 dari 4,00 yang mempunyai selisih sedikit dengan dengan kelas IPA.Sama dengan kelas IPA,kelas IPS mempunyai tingkat stress yang kecil dalam menghadapi ujian.
· Tingkat relaksasi pada kelas IPA 3,45 dari 4,00 sedangkan kelas IPS 3,23 dari 4,00 angka ini masih di kategori kan bahwasanya siswa/i rileks dalam menghadapi ujian.
· Berpikir positif mengenai proses selama ujian berlangsung.Dimana kelas IPA memperoleh 3,92 dari 4,00 dan kelas IPS memperoleh 3,85 dari 4,00.Ya siswa/i mungkin sudah mengetahui batas kemampuan dalam belajar sehingga dapat berpikir positif pada saat proses ujian berlangsung.
· Siswa menuntut untuk diberikan fasilitas sesuai dengan uang sekolah yang dikeluarkan.