This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

MY WIDGET

Rabu, 07 Juni 2017

Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

       Psikologi pendidikan merupakan gabungan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori yang ada dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan.

       Tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

       Psikologi sekolah adalah salah satu bidang dari beberapa bidang psikologi pendidikan. Tujuan adanya psikologi sekolah adalah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.

       Karena akan bekerja dengan pendidikan, seorang yang mempelajari materi ini perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Proses perkembangan siswa
proses ini tentu saja harus disadari oleh individu yang bekerja dalam pendidikan. Perkembangan siswa – terlebih dalam ranah cipta – dengan segala variasi dan keunikannya merupakan modal siswa untuk belajar, apapun halnya.
2. Cara belajar siswa
dalam hal ini berkaitan pula dengan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar.
3. Cara menghubungkan belajar dan mengajar
4. Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.

       Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan adalah :
1. Metode eksperimen
Dalam psikologi pendidikan, metode ini digunakan untuk menguji keabsahan dan kecermatan kesimpulan yang ditarik dari penelitian dengan menggunakan metode yang lain.
2. Metode kuisioner
3. Metode studi kasus
Digunakan untuk memperoleh gambaran rinci tentang aspek-aspek psikologi siswa atau sekelompok siswa. Studi ini biasanya diikuti oleh studi lain yang berskala lebih besar untuk mencapai generalisasi hasil tes. Kesimpulan hasil studi kasus dihasilkan dari penelitian terhadap sejumlah kecil subjek yang tentu saja akan sulit untuk dijadikan sampel dari sebuah populasi yang besar.
4. Metode penyelidikan klinis
Hanya digunakan oleh ahli psikologi klinis atau psikiater pada mulanya. Namun, seiring dengan perkembangan jaman, dimulai oleh Jean Piaget, metode ini digunakan dalam ranah pendidikan. Sasaran utama penggunaan metode ini adalah untuk memastikan sebab-sebab kemunculan ketidaknormalan perilaku siswa.

       Untuk dapat melihat luasnya cakupan kerja dari psikolog pendidikan, ruang lingkupnya, yaitu:
·Melakukan assesment dan intervensi individual murid sekolah
·Konsultasi mengenai keberfungsian sistem sekolah
·Melakukan assesment pada anak-anak pra-sekolah di   rumahnya, dan di sekolah (play group), untuk memberikan rekomendasi alur sekolahnya
·Rekruitmen dan seleksi staf sekolah
·Melakukan penelitian dan evaluasi di sekolah, misalnya anak-anak yang mengalami autis.

Tes Standar dan Pengajaran

Tes Standar dan Pengajaran

       Tes standar adalah tes yang dibakukan yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan satu murid dengan murid yang lainnya bersadarkan level, taraf dan usia yang sama sehingga menjadi setara untuk diuji.

       Tujuan Tes Standar
~ Memberikan informasi tentang kemajuan murid
~Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
~Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
~Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
~Membantu administrator mengevaluasi program
~Memberikan akuntabilitas

       Tes berbasis standar : tes yang menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau kelulusannya.
      Tes beresiko tinggi : tes yang menggunakan cara yang sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi muris, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.
     
       Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
~ Norma
~Validitas
~Reliabilitas
~Keadilan

       Tes Kecakapan  : tipe tes yang didesain dengan guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
       Tes Prestasi : tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai oleh murid.

       Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
~Survey batteries
~Tes untuk subjek spesifik
~Tes diagnostik

       Ujian Negara Beresiko Tinggi (High-Stakes)
Beberapa keuntungan penggunaan tes ini adalah :
~Meningkatkan kinerja murid
~Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
~Ekpektasi tinggi untuk semua murid
~Identifikasi sekolah, guru dan administrator yang berkinerja payah
~Meningkatkan rasa percaya diri di sekolah setelah nilai ujian naik

       Kritik Terhadap Ujian Negara
~Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan daripada keahlian berfikir dan pemecahan masalah
~Mengajar demi ujian
~Diskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendah dan minoritas

       Tes Distrik dan  Nasional
Selain ujian negara, sebuah distrik (kabupaten) mungkin mewajibkan tes standar. Murid mungkin juga harus mengikuti ujian nasional.

       Terdapat temuan dari NAEP (2000) menunjukkan tren berikut ini yaitu :
~Membaca. Tidak ada peningkatan dari 1992 sampai 2000 untuk anak grade empat dan tidak ada perkembangan untuk anak grade delapan sampai dua belas dari 1992 sampai 1998.
~Matematika. Dari 1990 sampai 2000 terdapat kenaikan nilai untuk anak grade empat dan grade delapan, tetapi mengalami penurunan tahun 2000 untuk anak grade dua belas.
~Sains. Tidak ada perubahan untuk grade empat dari 1996 sampai 2000, dan  untuk grade dua belas mengalami penurunan.

       Peran Guru
~Mempersiapkan murid mengikuti tes standar
~Memahami dan  menginterpretasikan hasil tes
~Menjalankan tes standar
~Memahami statistik deskritif
~Menggunakan tes standar dan  merencanakan peningkatan instruksi



Mengelola Kelas

Mengelola Kelas

       Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontol tindak tanduk murid di dalam kelas. Pandangan baru  lebih memfokuskan kepada kebutuhan murid yang berhubungan untuk pengembangan hubungan dan kemampuan untuk menata diri menjadi lebih baik.

      Kelas, Padat, Kompleks dan Berpotensi           Kacau

Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :
-Kelas adalah multidimensional
-Aktivitas terjadi secara simultan
-Hal-hal terjadi secara cepat
-Kejadian sering kali tidak dapat diprediksi
-Hanya ada sedikit privasi
-Kelas punya sejarah

       Tujuan dan Strategi Manajemen

Manajemen kelas yang efektif punya dua tujuan : membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.

       Prinsip Penataan Kelas

-Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang
-Pastikan bahwa semua murid dapat terlihat dengan mudah
-Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
-Pastikan murid dengan mudah melihat presentasi kelas

       Gaya Penataan

-Gaya auditorium
Gaya susunan kelas dimana murid yang duduk semuanya menghadap ke guru
-Gaya tatap muka
Gaya susunan kelas dimana murid saling menghadap
-Gaya off-set
Gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya tiga/empat anak), duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain
-Gaya seminar
Gaya susunan kelas dimana sejumlah besar anak (sekitar sepuluh atau lebih), duduk di susunan berbentuk lingkaran, persegi atau bentuk U
-Gaya klaster
Gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak), bekerja didalam kelompok kecil

       Strategi Mengatasi Permasalahan

-Menggunakan gaya otoritatif
Strategi ini akan mendorong murid untuk menjadi lebih aktif dan guru sebagai fasilitator sehingga murid menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen. Guru akan mengajarkan prinsip give and take karena terdapat aturan dan regulasi yang harus dipatuhi secara bersama.
-Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran
-Memaparkan hal yang memang dibutuhkan oleh murid dan juga menyelinginya dengan permainan agar anak tidak bosan ketika didalam kelas.
-Tidak melakukan flip-flopping, yaitu meninggalkan aktivitas yang sedang berlangsung dengan alasan yang tidak jelas, ini akan mengganggu jalannya pembelajaran karena akan memecah konsentrasi murid dan mungkin dapat mengakibatkan kekecewaan pada anak karena hal yang sudah ia serius kerjakan.
-Menjalin hubungan yang positif dengan murid
-Tidak melakukan pembiaran terhadap murid, karena bagaimanapun guru adalah orangtua mereka di sekolah. Mereka juga membutuhkan diberikan atensi dan kasih sayang dari guru agar merasa bahwa mereka tertarik untuk dekat dan mengerjakan tugas dengan baik.
-Cara guru membimbing muridnya juga dibutuhkan untuk menunjang prestasi yang akan dicapai oleh anak, perlu diingat mereka juga membutuhkan pembinaan sosioemosional.
-Memberikan isyarat,apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
-Mengadakan humor,jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.

       Dalam pengelolaan kelas terdapat dua komponen yang sangat penting yaitu guru dan siswa.

Adapun tujuan secara umum dari pengelolaan kelas:
-Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
-Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
-Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.

Bimbingan Konseling

Bimbingan Konseling

       Situasi global kompetitif – peluang kehidupan yang lebih baik – dipersiapkan SDM – pendidikan yang bermutu.

       Ciri pendidikan bermutu :
~Transformasi IPTEK
~Profesionalisme dan sistem manajemen tenaga kependidikan
~Pengembangan kemampuan peserta didik (aspek akademis, pribadi, sosial)

A. Bimbingan Konseling Sekolah
       Terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan.

Bimbingan : Pemberian  layanan bantuan kepada peserta didik dalam  mencapai perkembangan yang optimal.
Konseling : Membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah.

       ~ Bimbingan menurut masalah
1. Bimbingan Akademik
2. Bimbingan Sosial Pribadi
3. Bimbingan Karir

       1). Bimbingan Akademik
Pemecahan masalah akademik dalam :
~Pengenalan  kurikulum
~Pemilihan jurusan\
~Cara belajar
~Penyelesaian  tugas dan  latihan
~Pencarian dan penggunaan sumber   belajar

       2). Bimbingan Sosial Pribadi
Pemecahan masalah sosial pribadi dalam :
~Hubungan sesama teman, guru, staf
~Pemahaman sifat
~Penyesuaian dengan lingkugan masyarakat dan pendidikan
~Penyelesaian konflik

       3). Bimbingan Karir
~Pengembangan dan pemecahan masalah karir dalam :
~Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja
~Pemahaman kondisi dan kemampuan diri
~Pemahaman kondisi lingkungan
~Perencanaan dan pengembangan karir
~Penyesuaian pekerjaan
~Pemecahan masalah karir yang dihadapi

B. Tujuan Bimbingan
~Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan yang akan datang
~Mengembangkan potensi dan kegiatan yang dimiliki dengan maksimal
~Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan
~Mengatasi hambatan dan kesullitan yang dihadapi dalam studi

C. Fungsi Bimbingan
~Preventif
~Pengembangan
~Perbaikan (penyembuhan)
~Penyaluran
~Adaptasi
~Penyesuaian

Konsultasi dapat dilakukan dengan :
~Pengurus administrasi sekolah
~Staf pengajar
~Orangtua siswa secara individual/bentuk pertemuan

D. Jenis Layanan Bimbingan
~Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungan
~Penyajian informasi
~Konseling adalah layanan terpenting dalam program bimbingan
~Penempatan dan tindak lanjut

E. Asas Bimbingan dan Konseling
~Rahasia
~Sukarela
~Terbuka
~Kegiatan
~Mandiri
~Kini
~Dinamis
~Terpadu
~Harmonis
~Ahli (kaidah dalam professional)
~Ahli tangani kasus
~Tut Wuri Handayani (mengayomi)

F. Pendekatan Bimbingan
~Pendekatan krisis (psikoanalisa)
~Pendekatan remedial (behavioristik)
~Pendekatan preventif (pencegahan dan antisipasi)
~Pendekatan perkembangan

G. Kualitas Pribadi Konselor
~Pemahaman diri
~Kompeten
~Kesehatan psikologis
~Dapat dipercaya
~Jujur
~Kekuatan (agar klien merasa aman)
~Bersikap hangat
~Sabar
~Kepekaan
~Kesadaran holistik
~Active responsiveness (dinamis)

Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAUD)

Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAUD)

       Usia yang termasuk PAUD adalah dari lahir sampai 6 tahun. PAUD di Indonesia merupakan sebagai pendatang baru.

       Sebagai penjelasan informasi, yaitu : ~Direktorat PAUD ada sejak tahun 2001 ~Dilegalkan lebih jelas pada tahun 2004

       PAUD menjadi penting dikarenakan usia tersebut merupakan golden age dan hal ini merupakan hal yang fundamental yang perlu dibentuk. Disaat inilah anak mengalami perkembangan kognitif dan bahasa.

       Perlu diketahui dan diingat bahwa :   ~Setiap anak adalah pintar
  Memiliki kemampuan yang beragam
~Multiple intelegence
  Adanya pengaruh otak kiri dan otak kanan

       Tujuan umum PAUD adalah mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan. Meliputi fisik, intelektual, emosional, moral dan agama.

       Tujuan Khusus yaitu :
~Gerakan dan keterampilan tubuh
~Memberi alasan dan mampu berfikir kritis
~Memahami keadaan manusia secara internal, refleksi diri (spiritual, moral dan agama)
~Flora, fauna, lingkungan alam
~Peranan masyarakat, sosial dan budaya
~Bahasa dan komunikasi secara efektif ~Mengenal pola bunyi, irama, seni, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

  Anak luar biasa adalah anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiannya.
       Sedangkan, tuna ganda adalah anak yang memiliki kekurangan yang terdiri dari 2 atau lebih sekaligus. Disability ini diatur didalam UU RI No. 2 Tahun 2003 yang mengenai pendidikan luar biasa.
       Terdapat perbedaan dari masing-masing kekurangan penderita yang dapat meliputi ciri mental, kemampuan senosrik, fisik maupun neuromuskular.

Terdapat 4 istilah yaitu :
1.Disability (kecatatan), misalnya tidak memiliki tangan, kaki, dll.
2.Impairment (kerusakan), misalnya masalah telinga, penderita cerebral palsy, dll.
3.Handicap (ketidakmampuan), misalnya pada mata tidak mampu melihat, tidak mampu mendengar, berbicara dll.
4.At risk (beresiko gagal), misalnya anak-anak yang terancam putus sekolah, anak yang tinggal didaerah radiasi seperti dekat rel kereta api dll.

       Mereka yang memiliki kekurangan atau termasuk ABK tidak boleh diberikan pelabelan, karena bisa terjadi dua hal yaitu dampak negative dan positif. Namun, pada banyak kasus mereka yang diberikan label akan merasa minder dan berbeda dengan orang lain.
       Ada juga suatu istilah yaitu Least Retrictive Environment (prinsip normalisasi) yang artinya mengupayakan kondisi yang paling tidak terbatas.

Bentuk-bentuk pendidikan khusus yaitu :
-SLB (Sekolah Luar Biasa)
Sekolah ini dikhususkan bagi anak yang termasuk berkebutuhan khusus saja atau sejenis.
-Sekolah Inklusi
Sekolah ini merupakan percampuran, adanya keragaman antara anak normal dengan ABK yang digabung dalam satu kelas.

Istilah bagi penyebutan ABK sesuai jenis yaitu :
-Tuna Laras (Emosional, nakal, Usil dll). Yang berhubungan dengan perilaku.
-Tuna Grahita (Retardasi mental)
-Tuna Daksa (Cacat). Berhubungan dengan anggota tubuh.

Penggolongan berdasarkan jenisnya yaitu :
-SLB A : Tuna Netra
-SLB B : Tuna Rungu
-SLB C : Tuna Grahita (IQ 50-75)
        C1: Tuna Grahita (IQ 25-50)
-SLB D : Tuna Daksa (IQ Normal)
        D1 : Tuna Daksa (IQ Tidak Normal)
-SLB E : Tuna Laras
-SLB G : Tuna Ganda

Terdapat beberapa lembaga/penyelenggaraan pendidikan khusus yaitu :
-IEP (Individual Education Program) / per individu
-LRE (Least Retrictive Environment)/ normalisasi
-Learning and Collaboration Among Professionals/ para profesi professional bergabung untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi ABK.